Berita

GREBEK SYAWALKERATON YOGYAKARTA MENJADI…

Keraton Yogyakarta menggelar Hajad Dalem Garebeg atau Grebeg Syawal untuk memperingati Idulfitri 2025 /1446 H/Tahun Je 1958 pada Senin (31/03). Sebanyak tujuh gunungan dikawal iring-iringan bregada prajurit keluar dari Kompleks Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe, Ndalem Mangkubumen, Kepatihan dan Pura Pakualaman. Gunungan-gunungan tersebut berisi ubarampe hasil bumi, wajik, dan rengginang yang akan dibagikan kepada masyarakat.

Penghageng II Kawadanan Widya xx Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Rinta Iswara yang akrab disapa Kanjeng Rinta mengatakan Garebeg sendiri merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan Keraton Yogyakarta. Kata Garebeg, berasal dari Bahasa Jawa memiliki arti berjalan bersama-sama di belakang Ngarsa Dalem (Raja Keraton Yogyakarta) atau orang yang dipandang seperti Ngarsa Dalem.

” Garebeg yang dilakukan di Keraton adalah Hajad Dalem, sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam yakni Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

Pendapat lain dikatakan Garebeg atau yang umumnya disebut Grebeg berasal dari kata ‘gumrebeg’, mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut. “Jadi makna Garebeg Syawal singkatnya perwujudan rasa syukur atau mangayubagya datangnya Idulfitri yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,” tandas Kanjeng Raden Rinta.

Terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan pada prosesi pelaksanaan upacara Garebeg Syawal. Kelima jenis itu adalah Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan. Gunungan tersebut akan dikeluarkan secara berurutan dari Keraton sesuai dengan urutannya. Wa

Adapun tiga Gunungan Kakung, peruntukannya masing masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing masing berjumlah satu buah dan akan dibagikan kepada masyarakat Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung. Terdapat satu buah Gunungan yakni Pawuhan yang selanjutnya dibagikan kepada Abdi Dalem Pengulon.

“Gunungan yang berada di Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor dibawa Kanca Abang melalui Regol Brajanola Sitihinggil Lor Pagelaran-keluar lewat barat Pagelaran menuju Masjid Gedhe. Di Masjid Gedhe, setelah didoakan dua buah gunungan yang dibawa menuju Pura Pakualaman dan Kompleks Kepatihan,” tutur Koordinator Pelaksanaan Garebeg Syawal 2025 KRT Kusumanegara atau Kanjeng Kusumo.

Di sisi lain, terdapat 10 Bregada Prajurit Keraton yang akan mengawal gunungan yakni Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Montrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Bregada Bugis mengawal gunungan hingga Kepatihan. Sementara gunungan untuk Pura Pakualaman akan dikawal Prajurit Pura Pakualaman yakni bregada Dragunder dan bregada Plangkir.

Terdapat hal yang cukup istimewa dalam pelaksanaan Garebeg Syawal 2025 yakni kehadiran Abdi Dalem Palawija setelah sekian lama tidak pernah hadir. Abdi Dalem Palawija adalah kesatuan Abdi Dalem yang terdiri dari orang-orang dengan kondisi fisik khusus dengan ketugasan mengiringi upacara penting, termasuk Garebeg Syawal. Setidaknya dua Abdi Dalem Palawija Cebolan dan satu Abdi Dalem Palawija Albino telah hadir saat Gladhi Resik Prajurit pada Minggu (23/03) lalu

Keraton Yogyakarta mengimbau bagi masyarakat yang turut berpartisipasi mengikuti rangkaian peringatan Idulfitri dan agenda Garebeg Syawal untuk tertib. Setelah didoakan, Gunungan baru dibagikan kepada masyarakat. Masyarakat diimbau untuk memberikan jalan pada iring-iringan bregada prajurit dan gunungan.

Salah satu wisatawan asal Wonosobo, Ulfa bahkan menyempatkan datang ke Yogyakarta untuk menyaksikan langsung Garebeg Syawal di Masjid Gedhe. Ia mengaku sangat tertarik dan penasaran bagaimana prosesi adat garebeg Keraton Yogyakarta berlangsung. Menurutnya sangat mengasyikkan apalagi dirinya berhasil mendapatkan ubarampe gunungan.